Serupa belum tentu sama, seperti V-belt CVT yang banyak dijajakan di pasaran. Tipe sabuk memang untuk motor, tapi belum tentu pas.
Ada perbedaan proses produksi antara belt untuk aftermarket dan OEM. Selisih 0,0 sekian mm meski untuk skubek yang dimaksudnya, tapi belum tentu cocok. Selisih 0,5 mm pengaruh pada kerja CVT.
Artinya, sabuk CVT aftermarket yang jelas di kemasannya tercantum, misalnya untuk BeAT atau Vario, belum tentu pas. Bisa jadi kepanjangan atau lebih pendek 0,5 mm dari kebutuhan sabuk yang pas untuk BeAT atau Vario.
OEM dirancang dengan ukuran khusus, panjang dan lebarnya. Kalau sabuk aftermarket, diproduksi dengan mengambil ukuran rata-rata aja.
Ambil contoh problem yang dialami salah pemilik skubek, tiga kali servis CVT karena ada problem yang dianggap janggal. Berisik dan tenaga seperti ditahan. Enggak tahunya pilihan sabuk yang dianggap jadi masalah.
Padahal, awal penggantian dipilih yang memang untuk skubek yang dipakai. Meski kependekan atau kepanjangan 0,5 mm pasti ada dampaknya. Paling riskan kalau kependekan.
Disarankan saat membeli belt sebaiknya diukur dulu panjang dan lebar belt asli bawaan motor. Seandainya dapat belt yang lebih pendek, ada beberapa komponen yang dipastikan akan bisa atau cepat aus, atau kemungkin rusak.
Belt yang sedikit lebih pendek paling terasa waktu putaran gas awal. Motor sudah dibuka, tapi tenaga seperti ada yang nahan.
Kalau putaran mesin tertahan, ada komponen yang sebenarnya bergerak bebas waktu gas dibuka tapi malah gak bekerja semestinya. Salah satunya bearing puli belakang yang berhubungan langsung dengan girboks.
Dibiarkan lama, bearing bisa rusak. Karena putarannya enggak mulus akibat belt yang kelewat pendek.
Agak sedikit rada mending sabuk CVT yang ditebus sedikit molor karena efeknya hanya selip.
Ciri utamanya, pas dipasang dan gas dibuka, sedikit ada gejala belt paling atas bergerak naik turun. Gerakannya seperti mau menampar cover CVT.